Saya berjalan dan mendapatimu sedang tertegun.
Air mukamu berbeda.
Kau merasa sendiri lebih dari yang saya kira.
Kau begitu kesakitan, lebih dari yang saya tahu.
Kau letih.
Kau tidak kuat.
Kau patah hati.
Maafkan saya, Wida. Atas paksaan-paksaan yang saya berikan demi
menuntutmu sempura, cerdas, bijaksana, baik pada semua orang, tidak
putus asa, tidak menangis, tidak mengeluh, selalu melakukan yang
terbaik. Bahkan, menuntutmu untuk dicintai. Padahal kamu sudah demikan
sakit.
Maafkan saya tidak ada saat kamu mengeluh dan menangis. Padahal, tidak sedetikpun kita jauh.
Maafkan saya, tidak ada ketika kamu membutuhkan seseorang yang dapat membuatmu lebih kuat.
Maafkan saya, Wida. Atas patah hati yang kamu alami. Bukan menyembuhkan,
saya malah mencari kesalahan dia yang menyakitimu, sedang sakit yang
kamu rasakan timbul karena saya.
Tolong, berikan kesempatan saya untuk mencintaimu lagi. Tanpa segudang
harap dan pinta. Tanpa keinginan-keinginan saya yang menuntutmu
sempurna. Saya menunggumu hingga kau sembuh.
Saya di sini, tidak kemana-mana.
Bandung, 9 Februari 2017
Dengan penuh cinta,
Dirimu sendiri.
Thursday, 9 February 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Percakapan Dini Hari
"Partikel. Kamu kenapa suka sekali tokoh Zarah Amala?" "Dia pemberani." Sambil melihat halaman demi halaman buku yan...
-
"Partikel. Kamu kenapa suka sekali tokoh Zarah Amala?" "Dia pemberani." Sambil melihat halaman demi halaman buku yan...
-
1. Suka sama IU, banget 2. Suka koleksi joke receh ( because receh is lyfe ) 3. Suka juga koleksi meme dan GIF 4. Suka cumi asin goreng ...
-
Begitu ujar Ayahku dalam mimpi. Dahulu, sebelum datang sebuah mimpi yang entah pertanda apa. Saya, adalah pecandu mimpi. Tidak jarang mul...
No comments:
Post a Comment