Thursday, 9 February 2017

Saya di sini.

Saya berjalan dan mendapatimu sedang tertegun.
Air mukamu berbeda.
Kau merasa sendiri lebih dari yang saya kira.
Kau begitu kesakitan, lebih dari yang saya tahu.
Kau letih.
Kau tidak kuat.

Kau patah hati.

Maafkan saya, Wida. Atas paksaan-paksaan yang saya berikan demi menuntutmu sempura, cerdas, bijaksana, baik pada semua orang, tidak putus asa, tidak menangis, tidak mengeluh, selalu melakukan yang terbaik. Bahkan, menuntutmu untuk dicintai. Padahal kamu sudah demikan sakit.

Maafkan saya tidak ada saat kamu mengeluh dan menangis. Padahal, tidak sedetikpun kita jauh.

Maafkan saya, tidak ada ketika kamu membutuhkan seseorang yang dapat membuatmu lebih kuat.

Maafkan saya, Wida. Atas patah hati yang kamu alami. Bukan menyembuhkan, saya malah mencari kesalahan dia yang menyakitimu, sedang sakit yang kamu rasakan timbul karena saya.

Tolong, berikan kesempatan saya untuk mencintaimu lagi. Tanpa segudang harap dan pinta. Tanpa keinginan-keinginan saya yang menuntutmu sempurna. Saya menunggumu hingga kau sembuh.

Saya di sini, tidak kemana-mana.

Bandung, 9 Februari 2017
Dengan penuh cinta,
Dirimu sendiri.

No comments:

Post a Comment

Percakapan Dini Hari

"Partikel. Kamu kenapa suka sekali tokoh Zarah Amala?" "Dia pemberani." Sambil melihat halaman demi halaman buku yan...