Thursday, 19 November 2015

Selamat Ulang Tahun, Kita.

Kita, lebih tepatnya aku sendiri dan kamu, Vamela Theresia.

Halo, Mel. 21 tahun sudah Tuhan memberikan kesempatan kita untuk terus memperbaiki diri di dunia yang semakin fana ini. ya, sudah ribuan hari Tuhan memberikan nikmat yang bahkan akupun tidak bisa menyebutkan, Nikmat Tuhan mana yang bisa aku dustakan. tapi satu, ada satu nikmat yang selalu aku syukuri, adalah nikmat bernafas hingga detik ini. Bagaimana dengan kamu mel?

Selamat Ulang Tahun. Aku sebetulnya bingung harus berharap, berdoa apa kepada Tuhan perihal kamu, Mel. sebab tanpa aku panjatkan, tanpa aku harapkan juga tanpa aku ucapkan, Tuhan sudah mengetahui isi hati–apa-apa yang menjadi bisikan dalam hati pun, Tuhan sudah tahu.

Mel, selamat mengulang tanggal 19 November ini untuk yang ke 20 tambah sekiannya. Tidak terasa ya, kita sudah sejauh ini menikmati dunia. Kita sudah selama ini mengejar apa-apa yang menjadi target hidup kita.
Sebentar, jika menjadi pendaki gunung adalah salah satu targetmu, aku akan bangga sekali, Mel. Karena kamu sekarang sudah menjadi perempuan tangguh yang sudah berhasil naik-turun Rinjani dan terakhir kemarin salah satu gunung di Jawa Tengah. Berarti, kamu sudah pernah bertemu dengan Ranu Kumbolo ya?
Aku bangga.
Ah iya, ada yang lebih membanggakan aku, mama juga papa, Mel. Kamu sudah lulus D3, dengan predikat membanggakan pula. Ah kamu, selalu istimewa dengan caramu, selalu membuat kami cinta dengan segala pencapaianmu. kami mencintaimu, Mel. :)

Terima kasih sudah menjadi teman, suadara juga rival aku sejak SMP. masih ingat ancamanku, Mel? jika rahasia terbesar dalam hidupku, dunia mengetahui, adalah kamu pelakunya. tidak mungkin mama. iya kan? hahaha
Aku jahat memang perihal ini. Tapi ya, Terima kasih sudah menjadi gembok hidup aku. menjadi teman bukan sekadar teman.
Banyak hal yang sudah kita lewati ya. Aku bahkan sekarang baru menyadari, anak sekecil kita dahulu, sudah harus tahu pahitnya ditinggalkan, mencari pengakuan bahkan mencari sebuah status.
Terlalu dini, terlalu berat. Aku merasa bangga, kita eh aku pernah ada di posisi sepelik itu. lalu kamu, selalu berjalan bersamaku, Mel.

Seperti katamu:
neng wida jaga kesehatan, makan pokoknya. jangan sakit-sakit. jangan lupa berdoa, jangan tinggalkan shalat 5 waktu. mela selalu dukung apapun yang terbaik untuk nengwid. pokoknya nengwid harus percaya. Tuhan pasti memberikan jalan. dimanapun.”
Ujarmu, saat aku meminta izin untuk mengikuti tes di UNY. aku masih ingat bagaimana wajah kamu yang menguatkan, bagaimana kamu memberi boneka kecil yang katanya untuk menjadi teman kala aku sendiri di kereta api. bagaimana kamu lari ketika kamu lupa memberika boneka di kantong plastik merah muda itu. Terima kasih, sudah selalu menjadi saudara yang bahu, pikiran juga hatinya menjadi penguat.

Aku, mama juga papa selalu mencintai kamu, Mel.
Jangan lupa pulang, jangan lupa sayur juga ketupat yang selalu mama buatkan setiap lebaran untuk kamu. jangan lupa, kue putri salju yang selalu menunggu kamu santap–atau nasi liwet, ayam goreng yang selalu mama buat jika kamu pulang.

Selamat Ulang Tahun,

jika kamu memiliki pesan untukku, aku pun,

“Mel, jangan lupa ibadah. membaca Al-kitab. Ah iya, aku selalu rindu bagaimana kamu berdoa sebelum makan. semoga itu tetap menjadi kebiasaanmu. aku tidak mengingatkan makan, sebab kamu sudah gendut sekarang. kamu tidak sebandel sahabatmu ini kan? Apapun yang kamu lakukan, sertakan Tuhan didalamnya. Jangan lupa gereja minggunya ya.”

Sampai bertemu dipuncak kesuksesan kita. semoga kita dipertemukan Tuhan pada 19 November berikutnya, dalam keadaan bersama, dalam keadaan sudah sama-sama terus memperbaiki diri. :”)

Aku menyayangimu,
Bandung, 19 November 2015
Wida.

No comments:

Post a Comment

Percakapan Dini Hari

"Partikel. Kamu kenapa suka sekali tokoh Zarah Amala?" "Dia pemberani." Sambil melihat halaman demi halaman buku yan...